Powered By Blogger

Sabtu, 23 November 2013

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Susunan tulang atau skelet (kerangka) merupakan salah satu unsure sistem penegak dan penggerak tulang-tulang manusia yang dihubungkan satu dengan yang lain melalui sambungan dengan tulang atau persendian sehingga terbentuk kerangka yang merupakan sistem lokomotor pasif, selanjutnya akan diatur oleh alat-alat lokomtif aktif dari otot.
Sistem skelet ini berfungsi untuk memberikan bentuk pada tubuh sehingga terlihat bentuk yang sangat sempurna dibandingkan makhluk lain, menahan seluruh tubuh supaya tidak roboh, dan tampak kuat dan kekar, melindungi alat yang lunak dan penting seperti otak, jantung dan paru-paru, dan tempat melekatnya otot untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot, serta tempat pembuatan sel darah merah.

B.     TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Agar mahasiswa mampu menjelaskan serta memahami tentang anatomi dan fisiologi dari sistem tulang.
2.      Agar mahasiswa mampu menjelaskan serta memahami tentang anatomi dan fisiologi dari sistem persendian
3.      Agar mahasiswa mampu menjelaskan serta memahami tentang anatomi dan fisiologi dari sistem otot.

C.     METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini, tim penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan penjabaran masalah – masalah yang ada dengan menggunakan studi kepustakaan  yang ada di perpustakaan.


D.    SISTEMATIKA PENULISAN
           Makalah ini terdiri dari 3 bab yang di susun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I                : Terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan
BAB II              : Terdiri dari penjelasan tentang sistem tulang, sistem persendian, dan sistem otot
BAB III             : Terdiri dari kesimpulan dan saran





BAB II
SISTEM  MUSKULOSKELETAL
            Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengusruskan pergerakan. Komponen utama sistem muskoluskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, dan otot.
A). Sistem Tulang
            Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai fungsi utama, yaitu:
1.      Membentuk rangka badan
2.      Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot
3.      Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-alat dalam, seperti otak, sum sum tulang belakang, jantung, dan paru-paru
4.      Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, posfat, magnesium dan garam
5.      Ruang di tengah tulang tertentu yang mempunyai fungsi tambahan lain, yaitu sebagai jaringan hemopoietik untuk memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Fungsi Umum dari Tulang,yaitu :
·         Formasi kerangka
Tulang-tulang membentuk rangka tubuh untuk menentukan ukuran tulang dan menyokong struktur tubuh yang lain.
·         Formasi sendi-sendi
Tulang-tulng membentuk persendian yang bergerak dan tidak bergerak tergantung dari kebutuhan fungsional.
·         Perlekatan otot
Tulang-tulang menyediakan pembukaan untuk tempat melekatnya otot, tendo, dan ligamentum.
·         Sebagai pengungkit
Untuk bermacam-macam aktivitas selama pergerakan.
·         Penyokong berat badan
Memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya tarikan dan gaya tekanan yang terjadi pada tulang sehingga dapat menjadi kaku dan lentur.
·         Proteksi
Tulang membentuk rongga yang mengandung dan melindungi struktur-struktur yang halus seperti otak, medulla spenalis, jantung, paru-paru, alat-alat dalam tubuh, dan panggul.
·         Haemopoiesis
Sum-sum tulang merupakan tempat pembentulkan sel-sel darah,tetapi terjadinya pembentukan sel-seldarah sebagian besar terjadi di sum-sum tulang merah.
·         Fungsi immunologi
Limposit B dan makropak-makropak dibentuk dalam sistem retikuloendotelial sum-sum tulang.
·         Penyimpanan kalsium
Tulang mengandung 97% kalsium tubuh baik dalm bentuk anorganikmaupun dalam bentuk garam, terutama kalsium fosfat.
      Pada fase awal perkembangan tulang embrio(pada minggu k-3 dan ke-4) terbentuk tiga lapisan germinal yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Lapisan ini merupakan jaringan yang bersifat multi potensial serta akan membentuk mesenkim yang kemudian berdiferensisasi membentuk jaringan tulang rawan. Pada minggu ke-5 perkembangan embrio terbentuk tonjolan anggota gerak (Limb bud) yang didalamnya terdapat sel mesoderm yang kemudian akan berubah menjadi mesenkim yang merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan.
            Perkembangan tulang terjadi melalui dua tahap, yaitu :
1.      Pada minggu ke-5 perkembangan embrio, tulang rawan terbentuk dari prakartilago. Ada 3 jenis tulang rawan yaitu : tulang rawan hialin, tulang rawan fibrin, dan tulang rawan elastic.
2.      Setelah minggu ke-7 perkembangan embrio, tulang akan terbentuk melalui dua cara yaitu :
-          Secara langsung : pada proses ini tulang akan terbentuk secara langsung dari membrane tulang dalam bentuk lembaran,misalnya pada tulang muka,pelvis, scapula, dan tulang tengkorak. Proses penulangan ini ditandai terbentuknya osteoblas yang merupakan rangka dari trabekula tulang yang penyebarannya secar radial.
-          Secara tidak langsung : proses ini tulang terbentuk dari tulang rawan. Proses penulangan tulang rawan terjadi melalui dua cara,yaitu :
·         Osifikasi Sentral : terjadi melalui osifikasi endokondral
·         Osifikasi  Perifer : terjadi di bawah perikondrium atau osifikasi periosteum
Pertumbuhan intertisial terjadi melalui proses osifikasi endokondral pada tulang rawan. Ada dua lokasi pertumbuhan tulang rawan dan tulang panjang, yaitu :
1.      Tulang rawan artikuler : pertumbuhan tulang panjang terjadi pada daerah tulang rawan artikuler dan merupakan tempat satu-satunya bagi tulang untuk bertumbuh pada daerah epifisis.
2.      Tulang rawan lempeng epifisis : pertumbuhan ini terjadi keseimbangan antara dua proses, yaitu:
-          Proses pertumbuhan : adanya pertumbuhan intertisial tulang rawan dari lempeng epifisis memungkinkan terjadinya penebalan tulang.
-          Proses kalsifikasi : kematian dan penggatian tulang rawan pada daerah permukaan metafisis terjadi melalui proses osifikasi endokodral.
Perkembangan tulang berasal dari jenis pertumbuhan membranosa dan kartilago. Proses peletakan jaringan tulang (histogenesis) disebut osifikasi (penulangan). Jika hal ini terjadi dalam suatu model selaput dinamakan penulangan intramembranosa dan tulang yang dibentuk dinamakan tulang membrane atau tulang derma karena tulang ini berasal dari suatu membrane. Tulang-tulang endokondral(tulang kartilago) merupakan tulang yang berkembang dari penulangan suatu model tulang rawan. Penulangan ini dinamakan tenulangan intrakartilaginosa (penulangan tidak langsung).
Ujung Pertumbuhan Tulang
      Epifise bersatu dengan diafise. Pusat-pusat epifise akan menyatu dengan diafise sehingga terjadi pada tulang-tulang yang lain. Korpus dari semua tulang-tulang panjang dan besar memperlihatkan akhir dari suatu alur yang berfungsi sebagai suatu lubang pada tulang yang di sebut suramen nutrisia yang digunakan pada arteri nutrisia untuk memasuki korpus.
Anatomi Sistem Tulang
Secara garis besar, tulang dibagi menjadi enam, yaitu :
·         Tulang panjang (long bone), misalnya femur, tibia, fibula, ulna, dan humerus. Daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatan dengan garis epifisis diebut metafisis. Di daerah ini sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit karena daerah ini merupakan daerah metabolic yang aktif dan banyak mengandung pembuluh darah. Kerusakan atau kelainan perkembangan pada daerah lempeng epifisis akan menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang.
·         Tulang pendek (short bone), misalnya tulang-tulang karpal.
·         Tulang pipih (flat bone), misalnya tulang parietal, iga, scapula, dan pelvis.
·         Tulang takberaturan (irregular bone), misalnya tulang vertebrata.
·         Tulang sesamoid, misalnya tulang patella.
·         Tulang sutura (sutural bone),ada di atap tengkorak.
Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut korteks dan bagian dalam (endosteum) yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula dan diluarnya dilapisi oleh periosteum. Periosteum pada anak lebih tebal daripada orang dewasa, yang memungkinkan penyembuhan tulang pada anak lebih cepat dibandingkan orang dewasa.


Fisiologi Sel Tulang
      Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel : osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
·         Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas menyekresikan sejumlah besar fosfatase alkali yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ked ala matriks tulang.
·         Osteosit adalah sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
·         Osteoklas adalah sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel ini menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah.
Bentuk tulang dapat disesuaikan untuk menanggung kekuatan mekanis yang semakin meningkat. Perubahan tersebut juga membantu mempertahankan kekuatan tulang pada proses panuaan. Matriks organic yang sudah tua berdegenerasi sehingga membuat tulang relative menjadi lemah dan rapuh. Pembentukan tulang yang baru memerlukan matriks organic baru sehingga member tambahan kakuatan pada tulang.
Klasifikasi Tulang
      Terdapat berbagi bentuk dan saiz tulang. Ini membolehkan tulang-tulang memenuhi keperluan khusus bagi tulang tersebut. Tulang-tulang memenuhi keperluan khusus bagi tulang tersebut. Tulang-tulang diklasifikasikan berdasarkan kepada empat bentuknya.

·         Tulang Panjang
Tulang –tulang dalam kumpulan ini secara umumnya lebih panjang, lebar dan berfungsi sebagai tuas. Kebanyakan dari pada tulang-tulang panjang adalah tulang - tulang mampat. Contoh tulang pada tangan (humerus, radius, ulna, metacarpal, dan falanges) dan kaki (femur, tibia, fibula, metatarsal, falangus) kecuali pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
·         Tulang Pendek
Secara umumnya tulang-tulang pendek berbentuk kiub dan didapati di ruang-ruang yang tertutup. Tulang – tulang ini berongga. Contoh tulang – tulang pergelangan tangan ( karpal ) dan pergelangan kaki (tarsal).
·         Tulang Pipih
Tulang – tulang ini berbentuk pipih, tipis, dan melengkung. Tulang-tulang ini berfungsi sebagai tempat pelekatan otot-otot dan melindungi organ-organ di bawahnya. Contohnya tulang – tulang cranium, rusuk, dan sternum.
·         Tulang tak sama bentuk
Tulang – tulang tak sama bentuk berfungsi sebagai tempat pelekatan otot atau artikulasi. Contoh tulang – tulang vertebra ( servikel, torasik, lumbar, sekrum, dan koliks ) dan tulang telinga tengah ( stapes, inkus, maleus).
           
B). Sistem Persendian
Sendi adalah tempat pertemuan dua tulang atau lebih. Tulang ini dipadukan dengan berbagai cara misalnya dengan kapsul sendi, pitafibrosa, ligament, tendon, fasia, atau otot. Ada tiga tipe sendi, yaitu:
·         Sendi Fibrosa (sinartrodiol), merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Sendi fibrosa tidak memilki lapisan tulang rawan.
·         Sendi kartilagilosa (amfiartrodial), merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak. Sendi kartilaginosa adalah sendi yang ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligament, dan hanya dapat sedikit bergerak. Tipe sendi kartilaginosa yaitu :
-          Sinkondrosis, adalah sendi-sendi yang diliputi tulang rawan hialin. Contohnya sendi-sendi kostokondral.
-          Simfisis, adalah sendi yang tulang-tulangnya memilki hubunhgan fibrokartilago dan selapis tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contohnya simfisis fubis dan sendi-sendi pada tulang punggung.
·         Sendi synovial (diartrodial), merupakan sendi yang dapat digunakan dengan bebas. Sendi ini memilki rongga sendi dan permukaan sendi yang dilapisi tulang rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung pembuluh darah banyak, serta sinovium yang membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh sendi dan membeungkus tendon-tendon. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan synovial normalnya bening, tidak bekau, dan tidak berwarna. Jumlahnya pada tiap-taip sendi relative kecil (1-3 mm). sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/mm dan terutama adalah sel-sel mononuklea.
Sendi dilumasi oleh cairan synovial dan oleh perubahan hydrostatic yang terjadi pada cairan intertesial tulang rawan. Tekanan yang terjadi pada tulang rawan akan mengakibatkan pergeseran cairan kebagian yang kurang mendapat tekanan. Aliran darah ke sendi banyak menuju sinovium. Pembuluh darah mulai masuk melalui tulang subkondral pada tingkat tepi kapsul. 

C). Sistem Otot
      Setiap otot dikelilingi oleh jaringan ikat pembungkus otot yang disebut perimisium eksternus atau fasia profia. Serabut otot akan bergabung dengan yang lainnya diantara jaringan ikat yang disebut perimisium internum yang berfungsi untuk menguatkan otot tempat pembuluh darah dan saraf. Otot-otot ini melekat pada tulang dengan perantara jaringan ikat khusus yang dinamakan tendo. Susunannya seperti otot berwarna putih, ujung-ujung mengecil berhubungan dengan tendo. Tiap-tiap serabut otot mengandung beribu-ribu myofibril yang terletak berdampingan sehingga terlihat seperti garis-garis melintang.
      Otot merupakan alat gerak aktif. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang. Kerangka manusia merupakan kerangka dalam yang tersusun dari tulang keras (osteon) dan tulang rawan (kartilago).
      Susunan otot adalah suatu sistem alat untuk menguasai gerak aktif dan posisi tubuh kita. Pada setiap otot terlihat beberapa empal yang merupakan bagian yang aktif mengerut.
      Otot itu beraneka ragam, ada yang ceper, ada yang berbentuk kumparan dan ada pula yang berbentuk kipas.
      Menurut susunannya, otot terdiri atas :
-          Otot berserabut sejajar
-          Otot bers
      Sedangkan menurut letaknya, otot dibedakan menjadi otot-otot batang badan, otot-otot anggota gerak dan otot-otot kepala. Otot-otot batang badan terdiri dari otot-otot perut, otot-otot punggung, otot-otot dada dan otot-otot leher. Otot punggung tidak terlihat dari permukaan tubuh. Otot punggung berfungsi untuk gerak-gerik tulang belakang. Otot perut terentang antara gelang panggul dan rangka dada. Otot-otot tersebut dapat memendek secara aktif.
Menurut jenis dasarnya otot terdiri dari :
1.      Otot licin (otot polos)
Bergaris-garis tak beraturan
2.      Otot kardia (otot jantung)
3.      Otot rangka
Bergaris-garis teratur. Otot ini berfungsi menggerakan rangka. Pada anggota gerak atas terdapat otot bahu, otot lengan atas, otot lengan bawah, dan otot tangan. Sedangkan otot gerak bawah terdapat otot pangkal paha, otot tungkai atas, otot tungkai bawah dan otot kaki.Otot kepala terdiri dari otot-otot wajah dan otot kunyah.
Jenis-jenis otot
1.      Otot polos
Tersusun dalam dua lapisan, lapisan dalam sel-sel otot polosnya tersusun melingkar dan lapisan sebelah luar sel-sel otot polosnya tersusun memanjang. Inti sel otot polos berbentuk lonjong dan pada sel otot yang sedang mengkerut intinya tampak melingkar.
2.      Otot rangka
Serabut otot pada penampang memanjangnya tampak sebagai pita-pita panjang yang tersusun sejajar satu sama lain. Intinya berbentuk lonjong. Jumlahnya banyak dan terdapat ditepi serabut tepat dibawah sarkolema.
3.      Otot jantung
Otot jantung berbeda dengan otot rangka karena sel-selnya panjang, bercabang, dan bergabung satu sama yang lain dengan perantaraan cabangnya sehingga membangun suatu jala. Inti berbentuk lonjong dan berwarna pucat, terletak di tengah-tengah serabut. Serabut otot jantung, bergaris melintang tetapi tidak sejelas otot rangka dan pada tempat-tempat tertentu terdapat keeping-keping interkalar.





BAB III
PENUTUP
A). Kesimpulan
            Muskuloskeletal mempelajari tentang bagian tubuh yaitu tulang, persendian, dan otot. Jadi kita sebagai calon perawat profesional wajib mengetahui bagian-bagian organ tubuh tersebut, agar kita bisa memahami apa yang harus kita lakukan saat sudah turun ke masyarakat kelak.
B). Saran

            Untuk mencegah berbagai kemungkinan terjadinya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar